Minggu pagi,
di Desa Kebon Pala, Sumedang, Jawa Barat, suara anjing-anjing petarung saling
bersahutan bersiap menyambut ritual akhir pekan, “Adu Bagong”. Adu
Bagong adalah sebuah tradisi dimana seekor babi dimasukan ke dalam arena tanah
lapang dengan pagar yang dikelilingi pagar anyaman bambu- lalu diadu dengan 2
hingga 4 ekor anjing.
Tradisi ini bermula sekitar 1960-an dimana banyak babi hutan
yang merusak sawah dan perkebunan milik warga. Bermula dari kemarahan, warga
melatih anjing untuk memburu babi-babi yang telah mengusik kehidupan mereka. Babi
yang tertangkap tak langsung dibunuh, namun dibawa ke kampung untuk diadu
dengan anjing.
Di sekitar arena pertarungan, warga dengan antusias
menyaksikan pertarungan, melihat anjing-anjing petarung dengan ganasnya
menghabisi babi hutan si hama bagi sawah dan perkebunan mereka. Tradisi ini
bukan berarti tak ada tentangan dan kecaman, banyak pihak yang meminta tradisi
ini untuk dihentikan karena dianggap sebagai salah satu bentuk penyiksaan dan
pembantaian terhadap binatang.
Babi itu pun terkapar, anjing-anjing petarung terus
menyalakkan suaranya meminta ritual untuk kembali diteruskkan.
Foto & Teks : Anhar Rizki Affandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar