Rabu, 05 Mei 2010

Anarki Koja



Matahari pagi baru saja menampakkan sinar kelembutannya di sudut utara Jakarta, burung-burung camar pun belum berhenti bernyanyi. Di sudut lain pinggiran utara kota Jakarta tercium aroma pertempuran yang akan mengisi layar kaca seantero negeri. Pagi itu ratusan santri penjaga makam Mbah Priok siap "Jihad" dengan anggota Satpol PP yang siap pula menjalankan perintah "tuhannya". Pekikan "takbir" serta teriakan "serang" saling beradu argumen mencari pembenaran di hadapan Tuhan.
Koja membara bau keringat pekerja pelabuhan dan amis ikan yang biasa menghiasi sudut utara Jakarta tergantikan bau anyir darah umat yang mengaku manusia. Sengketa lahan antara Ahli Waris makam Mbah Priok dan Pelindo berujung bentrok, Korban berjatuhan, darah bercucuran dan nyawa melayang "Tragedi Tanjung Priok" terulang kembali.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar